Mulai beradaptasi lagi dg teman teman baru ku di sekolahan yg baru pula :)
Tak ku temukan kesulitan untuk berbaur dengan mereka.. Hanya saja aku yg belum begitu faseh berbahasa indramayu...
Dan orang tua ku mencoba kembali membuka usaha kecil kecilan,dari menjual es rumput laut sampai menjual lauk pauk milik orang lain yg kemudian ibu ku jual kembali ke pelanggannya.
Ayah... Ayah ku masih tetap seperti dulu,tabiat buruknya yg sudah melekat di hidupnya sepertinya lumayan sulit untuk dihilangkan..
Sering ku temukan kesedihan dibalik senyum manis ibu,sampai takan pernah ada satu orang pun yg tau betapa letih dan perihnya hati ibu saat itu..
Harusnya anak seusia ku itu sibuk bermain dg teman teman sebayanya. Tapi tidak dg aku :') aku lebih memilih untuk membantu ibu berjualan keliling kampung,bahkan masih teringat jelas peristiwa saat ibu berjualan hewan hewan laut yg bisa dikonsumsi,ketika itu kami menaiki sepeda motor,dan sepeda motor yg kami naiki tak dapat naik ke dataran yg lebih tinggi. Otomatis kami berdua beserta barang dagangan ibu jatuh :')
Hehe kalau ingat itu rasanya... Tangis & tawa jadi satu :')
Ayah kemana ?! Ya ayah masih tetap asyik dg dunia nya.. Dia bisa apa dikampung ?! Bercocok tanam ?! Mana bisa ... Aahh rasanya aku ingin sekali memarahi & menyalahkan ayah.. Tapi sungguh tak pantas,,bagaimanapun dia ayah ku :'(
Ternyata usaha di kampung itu lebih sulit dibandingkan dikota,apalagi mengingat kedua orang tua ku masih belum bisa bercocok tanam seperti masyarakat indramayu pada umumnya yg mayoritasnya sebagai PETANI.
Sampai sampai harta benda sisaan dari TANGERANG yg kami bawa pun habis terjual :'( miris memang ketika kita benar benar berada diposisi TERBAWAH !
Karena merasa usaha apapun dikampung tidak pernah berhasil,maka ayah & ibu mencoba kembali lagi ke Tangerang untuk berwirausaha disana,dari menjadi pencari cacing di kali CISADANE sampai kembali lagi di pasar CIKOKOL menjualkan sayur mayur yg biasa buka dini hari sampai jam 09.00 pagi.
Aku & Kaka ku (perempuan) dititipkan dg nenek/kakek dari ayah…
Setiap 1 bulan sekali mereka mengirimkan uang untuk kebutuhan & biaya kami berdua,hanya sesekali saja mereka pulang untuk melihat keadaan ku dikampung..
Beberapa tahun kemudian Alhamdulillah kondisi keuangan keluarga kami Stabil dan aku juga mempunyai adik perempuan setelah 2 kali keguguran & 1 kali meninggal karena cacat fisik sehingga dia (alm) hanya 15 menit saja menghirup segarnya udara didunia :)
Kaka ku yg ketika itu sudah lulus SMP pun dibawa untuk tinggal diTangerang bersama mereka. Sedangkan aku yg ketika itu masih kelas 5 SD ya tetap berada dikampung,hanya saja ketika libur panjang tiba aku diajak kesana untuk bertemu bersama keluarga tercinta :)
Sayangnya pada tahun 2006 keluargaku harus meninggalkan Gubug tercinta di TANGERANG,maklum kami mendirikan rumah diatas tanah pemerintah,terang saja kami diusir secara halus & diberikan uang ganti rugi.. :-D
Hmmm dan kali ini Ayah ku mencoba bercocok tanam dg menggarap sawah orang ternama di kampung ku...
CONTINUE